SUBNETTING IPv4 METODE CIDR

CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :

·         kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet  ke 4)

·         kelas B : /17 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 3 dan 4)

·         kelas A : /8 sampai /30   (dengan penghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4)

Konsepyang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Tabelnya digambarkan sebagai berikut :

 

Subnet Mask

Nilai CIDR

255.128.0.0

/9

255.192.0.0

/10

255.224.0.0

/11

255.240.0.0

/12

255.248.0.0

/13

255.252.0.0

/14

255.254.0.0

/15

255.255.0.0

/16

255.255.128.0

/17

255.255.192.0

/18

255.255.224.0

/19

Subnet Mask

Nilai CIDR

255.255.240.0

/20

255.255.248.0

/21

255.255.252.0

/22

255.255.254.0

/23

255.255.255.0

/24

255.255.255.128

/25

255.255.255.192

/26

255.255.255.224

/27

255.255.255.240

/28

255.255.255.248

/29

255.255.255.252

/30

 

 

 

 

 

 

 

 

A. Menghitung Subnet Kelas C

Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.

Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.

  1. Jumlah Subnet = 2(dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Kita buat tabelnya seperti berikut dengan catatan :

          Subnet             : sesuai pada blok subnet.

          Host Pertama : 1 angka setelah subnet.

          Broadcast        : 1 angka sebelum subnet berikutnya.

          Host terakhir   : 1 angka sebelum broadcast.

Subnet

192.168.1.0

192.168.1.64

192.168.1.128

192.168.1.192

Host Pertama

192.168.1.1

192.168.1.65

192.168.1.129

192.168.1.193

Host Terakhir

192.168.1.62

192.168.1.126

192.168.1.190

192.168.1.254

Broadcast

192.168.1.63

192.168.1.127

192.168.1.191

192.168.1.255

      B. Menghitung Subnet Kelas B

Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk subnetmask /17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet ke 3 dan 4.

Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.10000000.

  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah (0, 128)
  4. Tabelnya menjadi :

Subnet

172.16.0.0

172.16.0.128

172.16.1.0

172.16.255.128

Host Pertama

172.16.0.1

172.16.0.129

172.16.1.1

172.16.255.129

Host Terakhir

172.16.0.126

172.16.0.254

172.16.1.126

172.16.255.254

Broadcast

172.16.0.127

172.16.0.255

172.16.1.127

172.16.255.255

            C. Menghitung Subnet Kelas A

Pada kelas A perhitungan dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.

Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.

  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya : 0,1,2,3,4, dst.
  4. Tabelnya menjadi :

Subnet

10.0.0.0

10.1.0.0

10.254.0.0

10.255.0.0

Host Pertama

10.0.0.1

10.1.0.1

10.254.0.1

10.255.0.1

Host Terakhir

10.0.255.254

10.1.255.254

10.254.255.254

10.255.255.254

Broadcast

10.0.255.255

10.1.255.255

10.254.255.255

10.255.255.255

PENGERTIAN

subnetting adalah metode yang di gunakan untuk mendapatkan ip sesuai kebutuhan yang kita inginkan agar lebih efisien dan tidak boros ip


LATAR BELAKANG

tidak boros ip karena ip jumlahnya sangat bayak oleh karena itu saya menggunakan subnetting untuk membagi ip sesuai kebutuhan kita 


MAKSUD DAN TUJUAN

berbagi cara untuk mensubnetting ip yang kita ingin kita buat sesuai kebutuhan

 


Untuk penjelasan awal mengenai istilah-istilah berikut silakan baca Mengenal IP Address (ipv4). Disini kita akan belajar mencari Netmask, Network ID, Broadcast ID, dari sebuah IP mengunakan metode CIDR.

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metode alokasi IP Address tanpa diperngaruhi class ip. Jadi dengan CIDR, kita bisa menggunakan netmask di luar class IP tersebut. Misal IP Class A bisa menggunakan netmask IP class A, B, dan C. IP Class B bisa menggunakan netmask iIP Class B dan C. Sedangkan IP Class C hanya bisa mengunakan netmask IP Class C. Di artikel IP Address (ipv4) sudah dijelaskan pembagian class dan netmask defaultnya. Atau bisa perhatikan gambar berikut.

 

 

 

Sekarang kita coba mencari data ip 192.168.16.0/26, berikut pertanyaan yang sering muncul dan rumusnya. Tapi kita harus tau netmasknya, karena ini nilai yang menentukan hasil perhitungan kita.

 

Subnetmask / Netmask : Bisa teman-teman lihat di gambar sebelumnya. Prefix /26 memiliki netmask 255.255.255.192

 

Catatan!!

XXX = bilangan tersebut bukan 255. (msial 128, 192, 224, dst)

Jika menggunakan netmask 255.255.255.XXX, kita perlu mengubah oktet ke 4 menjadi biner.

Jika menggunakan netmask 255.255.XXX.XXX, kita perlu mengubah oktet ke 3 dan 4 menjadi biner.

Jika menggunakan netmask 255.XXX.XXX.XXX, kita perlu mengubah oktet ke 2, 3 dan 4 menjadi biner.

Jika menggunakan netmask XXX.XXX.XXX.XXX, kita perlu mengubah oktet ke 1, 2, 3 dan 4 menjadi biner.

Dalam kasus di ini, kita menggunakan netmask 255.255.255.192 maka cukup mengubah oktet terakhir. Yaitu 192 = 11000000.

 

 

 

 

x = jumlah angka 1 pada oktet yg kita ubah menjadi biner

y = jumlah angka 0 pada oktet yg kita ubah menjadi biner

 

1# Ada berapa subnet?

Rumus : 2^x

Contoh :

2^2 = 4

Jadi, jumlah subnet yang bisa kita bentuk dari IP 192.168.16.0/26 adalah 4 subnet.

 

2# Berapa ip atau host per subnet?

Rumus : 2^y - 2

Contoh :

2^6 - 2 = 62

Jadi, jumlah host per subnetnya adalah 62 host.

 

Jika netmask yang digunakan 255.255.XXX.XXX, kamu cukup menghitung oktet ke 3 kemudian dikali dengan 256. Seperti ini contoh 172.16.0.0/22, subnetmasknya 255.255.252.0 atau 11111111.11111111.11111100.00000000. Abaikan oktet 4, hitung saja bilangan binner di oktet 3.

(2^2 x 256) - 2 = 1022

 

Demikian pula jika netmasknya 255.XXX.XXX.XXX, berarti dikali 256^2. Atau seperti ini contohnya : 10.0.0.0/14, subnetmasknya 255.252.0.0 atau 11111111.11111100.00000000.00000000. Abaikan oktet 3 dan 4, hitung saja bilangan binner di oktet 2.

(2^2 x 256 x 256) - 2 = 262142

 

3# Blok size per subnet?

Rumus : 256 - XXX

Contoh :

256 - 192 = 64

Jadi, ukuran block setiap subnetnya adalah 64. Ukuran subnet biasa sebut juga increment size, atau besar interval.

 

4# Network Address (Network ID) per subnet.

Rumus : kelipatan interval/block size adalah network address.

Contoh :

Tadi ukuran block sizenya adalah 64. Berarti network idnya dimulai dari 0, 64, 128, dan 192. Jika ditulis lengkap:

Subnet 1 : 192.168.16.0/26

Subnet 2 : 192.168.16.64/26

Subnet 3 : 192.168.16.128/26

Subnet 4 : 192.168.16.192/26

 

5# Broadcast Addres (Broadcast ID) per subnet.

Rumus : Network ID subnet berikutnya dikurangi 1

Contoh :

Subnet 1 : 64-1 = 63

Subnet 2 : 128-1 = 127

Subnet 3 : 192-1 = 191

Subnet 4 : 256-1 = 255

 

Jika ditulis lengkap:

Subnet 1 : 192.168.16.63/26

Subnet 2 : 192.168.16.127/26

Subnet 3 : 192.168.16.191/26

Subnet 4 : 192.168.16.255/26

 

6# Range host yang valid.

Rumus : range di antara Network ID dan Broadcast ID.

Contoh :

Subnet 1 misalnya networknya 192.168.16.0, sedangkan broadcastnya 192.168.16.63. Maka range host validnya adalah 192.168.16.1 - 192.168.16.62.

Subnet 1 : 192.168.16.1 - 192.168.16.62

Subnet 2 : 192.168.16.65 - 192.168.16.126

Subnet 3 : 192.168.16.129 - 192.168.16.190

Subnet 4 : 192.168.16.1 - 192.168.16.254

 

Mungkin ada juga soal yang bentuknya sepert ini:

Berapa Network, Broadcast, dan Range Valid Host dari IP 200.100.10050/27?

 

Cara menghitungnya begini. Perhatikan konsep ini. Karena prefix /27 netmasknya 255.255.255.224 maka kita hanya perlu otak-atik oktet ke-4.

 

Cari block sizenya (interval) terlebih dahulu.

256-224 = 32

Kemudian kita buat daftar Network ID-nya yaitu mulai dari 0 dan cari dimana letak angka oktet ke-4 yaitu 50.

0,32,64.96,dst. Jika kamu sudah menemukan dimana letak angka yang dicari yaitu 50, gak usah dilanjut sampai 256. :v

Nah, angka 50 berada di antar 32 dan 64. Maka sudah bisa simpulkan dengan rumus mencari network dan broadcast yang dijelaskan sebelumnya.

Network = 200.100.100.32/27

Broadcast = 200.100.100.63/27

Range IP = 200.100.100.33 - 200.100.100.62

 

 DAFTAR PUSTAKA

 

_____. 2019. Konsep Dasar Subnetting dan Cara Menghitung Subnetting Metode CIDR

https://www.webiptek.com/2019/08/konsep-dasar-dan-cara-menghitung-subnetting-metode-cidr.html di akses pada 04 februari 2021 pukul 15.03

 

Maulana. 2016. Menghitung Subnetting Dengan Metode Cidr https://maulanashio23.blogspot.com/2016/12/pengertian-subnetting-adalah-metode.html di akses pada 04 februari 2021 pukul 15.06


Agustinayosi. 2013.  Menghitung Subnetting (CIDR dan VLSM)  https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-vlsm/ di akses pada pukul 04 februari 2021 pukul 16.06

Comments

Popular posts from this blog

Lisensi Dan Level Mikrotik CHR

Jenis-Jenis Mikrotik

Plagiarisme dalam Perspektif Etika dan Hukum